Tuntutan Keterampilan bagi Pelatih HW di Era Digital

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) memiliki tugas untuk menumbuhkan potensi kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial generasi muda dan remaja. Sebagai wadah pendidikan dan kaderisasi di luar sekolah, HW memiliki tugas tidak ringan menghadapi karakteristik generasi yang tumbuh di era digital.

Anak- anak muda dan remaja zaman now, mengalami perbedaan cara hidup, cara belajar, cara bergaul, cara menghadapi masalah, cara berkomunikasi, cara membangun relasi dengan generasi sebelumnya. Generasi ini hidup dengan fasilitas “kemudahan” yang disediakan internet, AI, dan perkembangan teknologi lainnya.

Generasi muda dan remaja sekarang lebih suka berinteraksi di dunia maya daripada bertatap muka. Generaasi muda dan remaja malas berlatih upacara, latihan baris-berbaris, dan lain-lainnya secara rutin. Mereka cepat bosan, mudah tersinggung, kurang menghargai perbedaan pendapat, mudah reaktif. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi para pelatih Hizbul Wathan yang telah berupaya menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini.

Perbedaan karakter inilah yang hendaknya menjadi stimulus bagi HW untuk terus berpikir agar proses pendidikan dan kedirisasi HW tetap relevan dengan perubahan anak remaja sekarang. HW perlu melakukan penyesuaian baik materi kepanduan atau bentuk kegiatan-kegiatannya.

Di tengah generasi yang akrab dengan gawai dan internet saat ini, HW mempunyai tanggung jawab besar dalam mendidik generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memilki kecerdasan emosional dan spiritual.

Keberadaan HW harus memberi solusi terhadap pembetukan karakter anggota HW. Nilai-nilai mendasar yang menjadi orientasi HW seperti tauhid, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawi harus tetap menjadi paradigma dan kode etik kegiatan Kepanduan HW. Nilai-nilai mendasar itu harus diwujudkan dalam perilaku kehidupan. Sehingga terwujud tindakan yang mencerminkan akhlakul karimah.

Kini, para pelatih HW, harus terlatih dan terampil supaya dapat mengambil peran strategis dalam menumbuh-kembangkan potensi generasi muda dan remaja, utamanya potensi kecerdasan teknologi dan kecerdasan emosional.

Pelatih HW tidak cukup membekali anak didiknya dengan tepuk-tepuk, kemampuan kognitif, dan ketrampilan digital. Akan tetapi juga sangat penting, bagi pelatih HW mendidik akhlak, menghidupkan hati nurani sehingga muncul karakter simpati, empati, menghargai sesama karena memiliki kemampuan mengelola kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual.

Kontributor: Ahmad Syafi’i

banner_event3
Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Threads