Tim Inklusi PDA Bojonegoro Berpartisipasi dalam Lokakarya Layanan Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Anak

Tim Inklusi Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Bojonegoro telah melaksanakan Lokakarya Penyediaan Layanan untuk Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Anak di Creative Room Lantai 6 Gedung Pemerintah Kabupaten Bojonegoro (Rabu, 30/4/2025).

Acara Lokakarya ini dimulai pukul 09.30 dengan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya yang drigen Ibu Gifniyuah. Acara dilanjutkan dengan sambutan Ketua PDA Bojonegoro, Zuliyatin Lailiyah. “Rasa syukur atas nikmat sehat dan sempat sehingga dapat menghadiri kegiatan hari ini,” katanya.

Zuliyatin juga menyampaikan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-2 di ASEAN dan peringkat ke-8 di dunia dalam hal perkawinan anak. Kemiskinan, pendidikan, kesehatan produksi, ketidakadilan gender, dan adanya norma yang menjadikan perempuan sebagai kelas kedua di masyarakat adalah beberapa faktor penyebabnya.

Zuliyatin menambahkan bahwa dalam Islam kedudukan perempuan sangat dijunjung tinggi. “Program Inklusi ini sejalan dengan strategi nasional yaitu aksesibilitas layanan pencegahan perkawinan anak yang bertujuan untuk memenuhi hak-hak dasar anak,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu Tim Inklusi juga sudah menyampaikan Strategi Daerah Pencegahan Perkawinan Anak (STRADA PPA). Semoga strategi yang telah disusun dapat diwujudkan dan ditindaklanjuti.

Permasalahan lainnya seperti stunting, kemiskinan, dan kematian ibu terjadi karena perkawinan anak. “Semoga dengan menekan angka perkawinan anak dapat ikut serta dalam menciptakan Bojonegoro yang bahagia, makmur, dan membanggakan,” harap Zuliyatin.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro, H. Suwito menyampaikan bahwa Aisyiyah adalah salah satu ortom di Muhammadiyah yang salah satu tujuannya adalah berdakwah agar masyarakat bisa hidup dengan lebih baik.

“Program Inklusi yang dijalankan Aisyiyah ini memiliki tujuan untuk mencegah perkawinan anak. Oleh karena itu, anak-anak perlu diberi pengetahuan ilmu dan juga agama agar bisa menjadi bekal sebelum memutuskan untuk menikah,” kata Suwito.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan sambutan Kepala DP3AKB, Dr. Ahmad Hernowo. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih karena telah diadakan kegiatan ini karena mengingat kasus perkawinan anak di Bojonegoro yang tinggi.

Data perkawinan anak yang terjadi di tahun 2020 ada 612 kasus, 2021 ada 608 kasus, 2022 ada 532 kasus, 2023 ada 448 kasus dan 2025 ada 395. Jumlah kasus makin turun, namun jumlah ini masih tergolong tinggi dan tersebar merata di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro.

“Semoga dengan semangat Aisyiyah, layanan yang direncanakan bisa terbentuk, dan layanan pencegahan perkawinan anak semakin banyak dan untuk forum anak tolong dikembangkan, karena biasanya aank-anak lebih mudah bercerita/sharing dengan teman sebaya,” harap Ahmad Hernowo.

“Data yang kami miliki menunjukkan bahwa rata-rata yang meminta dispensasi kawin adalah mereka yang telah hamil terlebih dahulu. DP3AKB sebenarnya masih tidak mengizinkan, namun dari Pengadilan Agama mengizinkan karena SOP yang berlaku,” ujar Ahmad Hernowo.

Usai semua sambutan, pembukaan Lokakarya ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Mohammad Taufiqurohman. Selanjutnya, peserta Lokakarya menyimak materi yang disampaikan Yosi Tresna dari Kementrian PPN/Bappenas.

Setelah materi disampaikan, disusun layanan-layanan pencegahan dan penanganan perkawinan anak dengan dipandu Endah Sulistyorini.

banner_event3
Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Threads