SatuMu, Satu Langkah Menuju Masa Depan Digital Muhammadiyah

Langit Yogyakarta cerah ketika dua tangan bersalaman dalam sebuah momen penting. Muhammadiyah dan Bank Danamon Syariah resmi menandatangani nota kesepahaman untuk mengembangkan SatuMu, sebuah sistem digital yang digadang-gadang akan menjadi tulang punggung transformasi organisasi Muhammadiyah. Tidak hanya sekadar seremoni, penandatanganan ini merepresentasikan tekad besar untuk membangun infrastruktur digital yang mampu menjangkau hingga ke akar rumput persyarikatan.

Apa itu SatuMu?

Secara sederhana, SatuMu adalah Satu Data Muhammadiyah, sebuah sistem terintegrasi yang menghimpun data seluruh amal usaha, cabang, ranting, dan organisasi otonom Muhammadiyah dalam satu platform. Namun lebih dari sekadar sistem informasi, SatuMu adalah visi peradaban. Ia menjadi kendaraan digital yang akan membawa Muhammadiyah menapaki masa depan yang modern, profesional, dan melayani.

Selama ini, banyak unit Muhammadiyah mengembangkan sistemnya sendiri-sendiri, baik untuk pendataan anggota, sekolah, rumah sakit, maupun keuangan. Akibatnya, lahir puluhan, bahkan ratusan sistem yang tidak saling terhubung. SatuMu hadir sebagai jawaban Menyatukan data, menyambung layanan, dan menyederhanakan koordinasi. Seperti darah yang mengalir ke seluruh tubuh, SatuMu akan membuat Muhammadiyah bekerja lebih efisien, akuntabel, dan adaptif terhadap zaman.

MPI dan LabMu

Di balik SatuMu, terdapat dua aktor penting, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah sebagai inisiator kebijakan dan visi digitalisasi, serta LabMu (Muhammadiyah Software Labs) sebagai unit pelaksana teknis dan pengembang sistem.

MPI berperan merancang kerangka transformasi digital Muhammadiyah secara menyeluruh. Dari tata kelola, integrasi data, hingga pemetaan kebutuhan pengguna di seluruh tingkatan. LabMu, yang berada di bawah koordinasi MPI, menjadi dapur teknologi yang mengembangkan perangkat lunak, sistem backend, dan integrasi layanan digital.

“SatuMu bukan sekadar proyek digitalisasi. Ini adalah jalan menuju satu peradaban baru Muhammadiyah. Peradaban yang berbasis data, terhubung, dan menjangkau hingga ke pelosok tanah air,” ungkap Ketua MPI PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Muchlas, M.T.

Kolaborasi

Kerja sama dengan Danamon Syariah bukan sekadar menyediakan rekening bank atau layanan pembiayaan. Ini adalah sinergi dua kekuatan besar. Kekuatan komunitas dan kekuatan teknologi finansial. Dengan aplikasi perbankan digital seperti D-Bank PRO, warga Muhammadiyah bisa membuka rekening secara daring, menunaikan zakat dan wakaf melalui Lazismu, bahkan mendaftar haji dan umrah langsung dari ponsel mereka.

Bayangkan seorang guru di pelosok Sulawesi yang ingin berdonasi untuk korban bencana, atau seorang mahasiswa di Aceh yang ingin mengakses data akademik dari pusat. Lewat SatuMu, semuanya bisa dilakukan dengan satu sentuhan. Inilah ekosistem digital yang bukan hanya melayani warga Muhammadiyah, tetapi juga memberdayakan mereka.

Gerakan Digital

Digitalisasi sering kali dipersepsikan sebagai hal teknis. Soal server, aplikasi, dan jaringan internet. Tetapi bagi Muhammadiyah, transformasi digital adalah jalan menuju pelayanan yang lebih adil, inklusif, dan efisien. Ia berakar pada semangat tajdid atau pembaharuan, yang menjadi ciri gerakan ini sejak awal berdirinya.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, menegaskan bahwa Muhammadiyah harus tampil sebagai organisasi modern yang bukan hanya kuat secara ideologis, tapi juga profesional secara kelembagaan.

“Transformasi digital adalah keniscayaan. Muhammadiyah tidak bisa lagi bertumpu pada cara-cara lama. Kita harus menjadi organisasi berbasis data, yang bisa melayani umat secara cepat, transparan, dan terpercaya,” ujarnya dalam sambutan penandatanganan kerja sama.

Sejuta Manfaat dalam Satu Sistem

“Satu Sistem, Sejuta Manfaat”. Begitulah slogan yang diusung SatuMu. Dan ini bukan sekadar janji. Jika dijalankan dengan konsisten dan dibangun secara partisipatif, sistem ini bisa menjadi fondasi bagi layanan publik berbasis umat, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, hingga kebencanaan.

Kerja sama dengan Danamon Syariah menjadi langkah awal untuk membangun ekosistem yang sehat. Muhammadiyah tidak perlu membangun semuanya dari nol, tapi bisa menggandeng mitra yang memiliki komitmen pada nilai-nilai syariah dan kebermanfaatan sosial. Di sinilah kita melihat kolaborasi sebagai bentuk gotong royong zaman baru. Bukan gotong royong fisik, tapi digital.

Menuju Organisasi Berbasis Data

Ke depan, organisasi sebesar Muhammadiyah tidak cukup hanya kuat secara ideologi dan amal usaha. Ia harus berbasis data, agar bisa mengambil keputusan secara presisi. Ia harus berbasis layanan, agar setiap anggotanya merasa dilayani. SatuMu akan menjadi fondasi menuju ke sana.

Muhammadiyah sedang membangun masa depan, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk umat. Dan masa depan itu kini dimulai dari sebuah sistem. Satu sistem, yang akan membawa sejuta manfaat.

Ismail Fahmi/AI

banner_event3
Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Threads