MPM PDM Bojonegoro Hadirkan Muhamad Ansar dalam Pelatihan Pembuatan Biosaka

Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro mendorong petani berinovasi dengan terobosan-terobosan baru sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan. Hal itu menjadi alasan bagi MPM PDM Bojonegoro menyelenggarakan pelatihan pembuatan Biosaka di Gedung Dakwah Muhammadiyah Bojonegoro, Selasa, 18 Februari 2025.

Biosaka bukan merupakan pupuk, bukan pestisida. Biosaka berperan sebagai elisitor bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih bagus karena mengandung hormon, spora, dan bakteri yang tinggi. Larutan Biosaka diperoleh dari ekstrak tumbuhan dan dapat memberikan stimulus bagi peningkatkan produktivitas tanaman.

Biosaka ini merupakan hasil inovasi dari Muhammad Ansar, petani asal Blitar. Komitmen MPM PDM Bojonegoro dalam mewujudkan semboyan Jatam Bojonegoro “Bertani dengan Bahagia Petani Sejahtera”, diwujudkan dengan menghadirkan Muhammad Ansar sebagai narasumber pelatihan pembuatan Biosaka. Sehingga petani di Bojonegoro dapat belajar langsung dari ahlinya.

Penggunaan Biosaka dalam usaha tani merupakan salah satu upaya perlindungan tanaman berbasis ekologi untuk menjaga kelestarian lingkungan. Penggagas Biosaka, Muhammad Ansar, menyebutkan bahwa keberhasilan petani di Blitar dalam peningkatan hasil dan kualitas hasil produksi padinya, salah satunya, karena menggunakan bahan alami Biosaka. “Biosaka berperan sebagai elisitor yang dapat merangsang sel-sel pada tanaman sehingga dapat tumbuh dengan baik,” ujar Ansar.

Proses pembuatan Biosaka cukup mudah dan menarik bagi para petani karena proses dan teknologi pembuatannya mudah dan murah, sehingga para petani dapat menerapkan dan membuat sendiri. Biosaka dibuat dari segenggam bahan minimal 5 jenis rumput/daun yang sehat sempurna dicampur dengan 5 liter air dalam wadah, diremas dengan tangan kurang lebih 10 menit tanpa berhenti, serta tidak boleh berganti orang hingga ramuan tercampur atau homogen.

Terdapat tiga tahapan penting dalam pembuatan Biosaka. Pertama, pemilihan bahan yang tepat yaitu memanfaatkan berbagai macam dedaunan atau rerumputan di sekitar area tanaman yang kondisinya sehat. Sehat artinya tidak terlihat adanya lubang-lubang atau bercak-bercak yang menunjukkan gejala serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

“Kedua, proses pembuatan dilakukan dengan meremas (tidak menghancurkan) dedaunan atau rerumputan di dalam air sampai tercampur secara homogen (tidak mengendap, tidak berubah warna menjadi bening dan tidak mengeluarkan gas meskipun disimpan dalam waktu yang lama). Ketiga, aplikasi di lapangan dengan cara penyemprotan dengan pengabutan pada waktu, cara, dan dosis yang tepat,” ungkap Ansar sambil mempraktikkan.

Penggunaan Biosaka untuk tumbuhan dilakukan dengan penyemprotan dengan teknik pengabutan minimal 1 meter di atas tanaman dengan nozzle atau pipa semprot menghadap ke atas. Dosis larutan Biosaka sebesar 40 ml/15 liter air. Waktu penyemprotan bisa pagi atau sore hari, namun sebaiknya pada sore hari dengan memperhatikan cuaca dan arah angin.

Menariknya, dalam pelatihan pembuatan Biosaka ini, para petani tidak hanya praktik membuat. Hasil Biosaka yang telah dibuat dalam kegiatan praktik ini nantinya akan diujicobakan di lahan pertanian untuk dipantau hasil perkembangan tanaman lebih lanjut.

Kontributor: Faisal

banner_event3
Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Threads