Literasi Fest 2025 yang diadakan di Kompleks Perguruan Muhammadiyah Sumberrejo berhasil menarik perhatian masyarakat, khususnya guru, siswa, dan orang tua.
Literasi Fest selama dua hari, Rabu-Kamis (30-31/7/2015), melombakan beberapa jenis perlombaan. Salah satu lomba yang paling menarik adalah lomba “Menulis Surat untuk Pak Mendikdasmen”.
Lomba ini merupakan ajang untuk mengasah kreativitas dalam menulis. Lomba menulis surat ke Mendikdasmen ini bertujuan mengajak para pelajar menuangkan harapan, kritik membangun, dan ide segar mereka untuk kemajuan dunia pendidikan.
Para pelajar peserta lomba menulis surat sangat antusias untuk menuliskan idenya. Mereka berbaris rapi sambil membawa secarik kertas dan pena untuk menyampaikan suara hati kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.
“Mellaui surat ini, saya ingin menyampaikan ke Pak Menteri tentang pentingnya perpustakaan di sekolah-sekolah kecil seperti sekolah kami. Kami ingin membaca buku-buku baru, seperti anak-anak di kota,” tulis salah satu peserta lomba dari MIM 18 Sumberrejo, Giban.
Lomba menulis ini tidak hanya melatih kreativitas dan kemampuan menulis, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan kepedulian pelajar terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
Hasil surat terbaik dari para peserta rencananya akan dikirim oleh panitia ke Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof Abdul Mu’thi, sebagai bentuk aspirasi dari generasi muda.
Lomba menulis makin meriah dengan banyaknya hadiah doorprize seperti alat tulis, buku-buku, dan merchandise eksklusif sponsor. Setiap peserta lomba menulis peserta mendapat hadiah.
Sekretaris Panitia Literasi Fest 2025 Muhammadiyah Bojonegoro, Faisal Baktiar, menyampaikan bahwa lomba menulis surat ini adalah bentuk edukasi literasi yang menyenangkan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa literasi bukan hanya tentang membaca, tetapi juga menyampaikan gagasan. Menulis surat kepada Pak Menteri adalah cara yang sangat berkesan bagi anak-anak,” kata Faisal.
Literasi Fest 2025 yang diadakan oleh Muhammadiyah Bojonegoro tidak hanya menjadi ajang bazar, tapi juga wahana pembentukan karakter, kreativitas, dan keberanian generasi muda dalam menyampaikan gagasannya.