Khutbah Idulfitri 1446 H – TUGAS BERAT PASCA RAMADHAN

TUGAS BERAT PASCA RAMADHAN

By Moh Taufiqurrohman, S. Kep. Ns. CMHT

(Masjid Al Muttaqin Mantup Drajat Baureno) | 1 Syawwal 1446 H

 

الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكره واصيلا

لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد

الحمد لله رب العالمين والعاقبه للمتقين ولا عدوان الا على الظالمين

نشهد ان لا اله الا الله الملك الحق المبين ونشهد ان محمدا عبده ورسوله صادق الوعد الامين

اللهم صل وسلم وبارك على رسول الله محمد وعلى اله واصحابه وذرياته اجمعين ولمن تبعه باحسان وبرسالته الى يوم الدين

قال الله تعالى في كتابه الكريم

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم

ولقد خلقنا الانسان ونعلم ما توسوس به نفسه ونحن اقرب اليه من حبل الوريد

ايها الحاضرون رحمكم الله

اتقوا الله

اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم

اتق الله حيثما كنت واتبع السيئه الحسنه تمحوها وخالق الناس بخلق حسن

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

 

Jamaah kaum muslimin rahimakumullah

Alhamdulillah.. Segala puji dan puja hanya milik Allah Tuhan pencipta alam semesta

Shalawat serta salam semoga tercurah-limpah Kepada Muhammad SAW insan mulia

Marilah senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan sebenar benarnya Taqwa sebagai goal tertinggi puasa ini.

Allah adalah Tuhan yang kita yakini dalam iman kita bahwa Dialah satu-satunya yang memiliki kemampuan untuk mencipta

Sebagai PENCIPTA maka Dialah yang paling mengetahui apa saja tentang ciptaanNya dan bagaimana menetapkan kebutuhan ukuran takaran atau kadarnya sekaligus mengetahui bagaimana cara untuk melestarikan hasil ciptaanNya

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman di dalam surat qaf surat ke 50 ayat 16 :

ولقد خلقنا الانسان ونعلم ما توسوس به نفسه ونحن اقرب اليه من حبل الوريد

“Dan sungguh telah kami ciptakan manusia dan kami mengetahui apa yang dibisikkan di dalam jiwanya dan kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya”

Ayat ini menegaskan kepada kita bahwa Allah-lah yang menciptakan kita Dan mengetahui segala seluk-beluk hati kita dan kedekatanNya lebih dekat bahkan dari urat lehernya  manusia itu sendiri

Selain maha pencipta Allah juga memiliki sifat maha memelihara, Sebagaimana termaktub di dalam Alquran surat hud surat ke 11 ayat 57 :

فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ مَّاۤ اُرْسِلْتُ بِهٖۤ اِلَيْكُمْ   ۗ  وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّيْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ۚ  وَلَا تَضُرُّوْنَهٗ شَيْــئًا    ۗ  اِنَّ رَبِّيْ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ

“Maka jika kamu berpaling, maka sungguh, aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.”

 

Surat al-hasyr surat ke 59 ayat 23 juga menegaskan :

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ  ۚ  اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ  الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَـبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ  ۗ  سُبْحٰنَ اللّٰهِ  عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

“Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala Keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”

Dan surat Saba surat ke 34 ayat 21 Allah berfirman :

وَمَا كَانَ لَهٗ عَلَيْهِمْ مِّنْ سُلْطٰنٍ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يُّـؤْمِنُ بِالْاٰخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِيْ شَكٍّ   ۗ  وَ رَبُّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ

“Dan tidak ada kekuasaan (Iblis) terhadap mereka, melainkan hanya agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya akhirat dan siapa yang masih ragu-ragu tentang (akhirat) itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.”

Oleh karena Allah adalah maha pencipta sekaligus maha Pemelihara maka Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan kepada dirinya sendiri untuk memelihara setiap ciptaanNya

Selanjutnya Ketika Allah menetapkan sebuah syari’at, maka tidak ada satu syariat pun yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala ke muka bumi ini yang tidak mengandung kemanfaatan

Disyariatkannya puasa Ramadan bagi kita yang mengaku beriman kepadanya dari dimensi ritualitas beragama tentu saja adalah di dalam rangka membentuk karakter kita menjadi orang-orang yang bertakwa sebagaimana difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di dalam surat al-baqarah ayat 183

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Namun secara anatomi dan fisiologi rupa-rupanya Allah juga menurunkan syariat itu di dalam rangka untuk melakukan penjagaan fungsi yang telah diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam tubuh manusia agar tetap lestari dan keberadaannya dapat bertahan lebih lama

Di dalam dunia kedokteran puasa sudah dikenal jauh hari Coba kita perhatikan Sejarah, bagaimana Hypocrates yang hidup 400 tahun sebelum masehi (Abad ke 5 SM) Ia pernah menulis “To eat when you are sick, is to feed your illness”. Jadi, kalau kita makan saat sedang sakit itu sama dengan menyuapi si penyakit.

Pernyataan Hippocrates of Cos itu diamini, didukung, dan dipraktikkan oleh berbagai filsuf Yunani Kuno lainnya seperti Plutarch, Plato, Aristotle, dlsb. Karena kemampuan mengobati dari dalam, oleh mereka, puasa disebut sebagai “physician within”.

Bukan hanya para ilmuwan dan filosof agung Yunani Kuno saja, sejumlah filosof, ahli medis, atau cendekiawan Barat juga mengakui keampuhan puasa.

Misalnya, Philip Paracelsus, pendiri toxicology dan sistem pengobatan Barat modern yang hidup di abad ke-16 M, pernah menulis “Fasting is the greatest remedy”.

Lalu Benjamin Franklin, salah satu Bapak Pendiri Amerika Serikat, juga menganggap puasa, selain istirahat, sebagai praktik pengobatan terbaik (“the best of all medicines is fasting and resting).

Jamaah sekalian rahimakumullah

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ada sebuah analogi sederhana yang bisa kita jadikan alat bantu berpikir agar kita yakin bahwa puasa memiliki manfaat secara ritualitas, anatomi maupun fisiologiKetika kita membeli mobil baru motor baru atau handphone baru maka pasti akan disertakan yang namanya manual users, guidance book atau buku petunjuk penggunaan yang berisi tentang tatacara dan anjuran untuk dipatuhi agar supaya produk yang mereka buat dapat digunakan dijalankan dioperasikan dengan baik

Selain it u juga berisi tentang adanya larangan-larangan yang jika dilanggar akan mengakibatkan kerusakan terhadap produk-produk tersebut Toyota tidak akan memproduksi manual users atas produk yang dibuat oleh Mitsubishi Sebuah motor Yamaha tidak mungkin memiliki guidance book yang diterbitkan oleh Honda Demikian juga HP Samsung tidak mungkin memiliki buku petunjuk yang diterbitkan oleh Oppo Maka demikian pula adanya manusia, Petunjuk terbaik yang berisi tata cara penggunaan tubuh manusia aturan yang harus ditaati serta larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar agar manusia tetap bertahan hidup lebih lama sudah barang tentu hanya ada di dalam guidance book yang diturunkan oleh penciptanya

Guidance book itu bernama Alquran yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala

Maka kalau kemudian syariat puasa ini lahir dari perintah Allah subhanahu wa ta’ala yang tersemat di dalam Alquran maka sudah barang tentu itu adalah bagian dari penjagaan Allah subhanahu wa ta’ala agar tubuh kita tetap lestari untuk dapat menegakkan tulang punggung kita dalam rangka beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala

Jamaah sekalian yang dimuliakan Allah subhanahu wa ta’ala

Bisa dibilang bahwa hari ini kita telah sukses untuk menjalani dan melewati Ramadhan 1446 H. Tetapi Hari ini juga puasa Ramadan itu telah meninggalkan kita. Akankah semangat puasa dengan segala kemanfaatan yang luar biasa itu  terus terpatri dan kita istiqomahkan di dalam kehidupan kita di 11 bulan yang akan datang?

Maka inilah yang menjadi PR bagi kita Kalau kita meyakini bahwa puasa itu memiliki kemanfaatan, maka sudah barang tentu hari-hari ke depan di 11 bulan yang akan datang akan kita isi semangat puasa itu dengan melaksanakan puasa-puasa sebagaimana yang disyariatkan dan yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Kalau kita meyakini bahwa puasa ini bisa menyelesaikan problematika kesehatan akankah kita akan tetap bertahan dengan latihan yang sudah kita lakukan selama satu bulan terakhir dengan mengontrol, mengendalikan dan mengatur ritme dan pola makan kita dengan baik?

Jangan sampai yang ibadahnya sudah kenceng di Bulan Ramadhan, lalu menjadi kendur seolah olah Allah Tuhan kita hanya standby di bulan Ramadhan lalu akan hilang setelahnya seperti yang disinyalir syaikh DR. Yusuf Al Qardhawiy

كن ربانيون ولا تكن رمضانيون

“Jadilah Kalian hamba hamba Rabb (Allah) yang mengibadahi-Nya pada setiap waktu, dan janganlah menjadi hamba-hamba Ramadhan yang hanya beribadah di bulan Ramadhan saja”

Jangan sampai kita yang sudah mendapatkan manfaat dari puasa, kita, yang sudah merasakan sakitnya reda, lalu kemudian kembali membabi buta dengan makan sepuasnya, tidak lagi memperhatikan halalan thayyiban yang mempersyaratkan kepada kita bahwa makanan kita tidak hanya butuh halal tetapi juga untuk thayyib

Yakinlah saudara-saudaraku kalau semangat puasa ini kita bawa terus-menerus dalam 11 bulan yang akan datang maka adalah sebuah keniscayaan sebagai sebuah sunnatullah bahwa hidup kita akan semakin berkualitas dan hidup yang berkualitas akan dapat memberikan kemanfaatan bagi orang lain secara lebih luas agar kita menjadi khairunnas sebagaimana yang disinyalir oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

خير الناس انفعهم للناس

“manusia terbaik adalah manusia yang paling banyak bisa memberi manfaat kepada manusia lainnya”

Akhirnya Semoga Allah subhanahu wa ta’ala berkenan memberikan kesempatan kepada kita untuk Kembali bertemu dengan Ramadhan Ramadhan yang akan datang dan juga memberikan kepada kita semua kekuatan kesehatan jiwa kita raga kita, agar kita beroleh usia yang panjang dan disertai dengan amalan-amalan yang baik yang itu juga merupakan indikator manusia yang terbaik

Sebab kata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

خير الناس من طال عمره وحسن عمله

والشر الناس من طال عمره وسأء عمله

“Sebaik-baik manusia adalah yang Panjang usia dan baik pula amalnya, dan seburuk-buruk manusia adalah yang Panjang usia namun buruk amalnya”

Yang terakhir

Predikat terbaik yang kita harapkan setelah kita menjalankan puasa ini, tentunya kita akan menjadi manusia-manusia yang bertaqwa dengan segala indikator yang ada di dalamnya agar kita beroleh Khusnul khotimah di penghujung kehidupan kita, Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin..

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات ويا قاضي الحاجات

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

اللهم انا نعوذ بك من علم لا ينفع ومن قلب لا يخشى ومن نفس لا تسبع ومن دعاء لا يسمع ونعوذ بك من هؤلاء الاربع

ربنا هب لنا من ازواجنا وذرياتنا قره اعين وجعلنا للمتقين اماما

ربنا اتنا من لدنك رحمه وهيئ لنا من امرنا رشدا

ربنا اتنا في الدنيا حسنه وفي الاخره حسنه وقنا عذاب النار وادخلنا الجنه مع الابرار يا عزيز يا غفر يا رب العالمين واخر دعوانا عن الحمد لله رب العالمين

 

اقول قولي هذا واستغفروه انه هو الغفور الرحيم

نصر من الله وفتح قريب وبشر المؤمنين

والسلام عليكم ورحمه الله وبركاته

Naskah Lengkap bisa di download disini https://bit.ly/khutbahidulfitripdmbojonegoro

banner_event3
Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Threads