Menjelajahi Sejarah dan Kontribusi Muhammadiyah untuk Bangsa

Pernahkah Anda mengunjungi Kota Yogyakarta? Jika pernah, sudahkah berkunjung ke Museum Muhammadiyah? Museum Muhammadiyah berada satu kompleks dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Beralamat di Jalan Ahmad Yani (Ring Road Selatan), Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Museum Muhammadiyah didirikan untuk merekam jejak langkah Muhammadiyah. Bermaksud untuk melestarikan tinggalan sejarah, Museum Muhammadiyah menyajikan sejarah dalam peragaan komunikatif dan edukatif agar dapat menuai hikmah bersama. Berbekal nilai luhur dan pengalaman sejarah Muhammadiyah, pengunjung diharapkan dapat membentangkan cakrawala wawasan ke depan dengan lebih bijaksana dan berpartisipasi dalam gerak sejarah Muhammadiyah berikutnya.

Museum Muhammadiyah diresmikan pada Senin, 14 November 2022. Peresmian museum dilakukan secara langsung dengan dihadiri oleh Rektor UAD, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia. Pendirian Museum Muhammadiyah diinisiasi oleh Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. dan Menko PMK Prof. Muhadjir Effendy. Pembangunan fisiknya telah dimulai sejak tahun 2017 dan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pembangunan struktur gedung museum, pembangunan arsitektur, dan pembangunan mekanikal, elektrikal, serta konten museum. Meski pengelolaan konten museum belum sepenuhnya selesai, museum telah dapat menerima pengunjung.

Ketika memasuki area museum, kita akan dihadapkan pada Gedung Universitas Ahmad Dahlan. Tepat di depan gedung tinggi tersebut, terdapat sebuah bangunan unik yang didominasi oleh warna putih. Di beberapa bagian terasnya, terdapat warna oranye dan biru, juga terdapat tulisan Museum Muhammadiyah. Di samping kanan kirinya terdapat pepohonan rindang yang dapat digunakan untuk berteduh bagi pengunjung Museum.

Museum Muhammadiyah terdiri atas empat lantai. Gedung Museum Muhammadiyah didesain khusus dengan konsep ramah anak, perempuan, dan disabilitas. Gedung museum ini juga menggunakan teknologi IT untuk menjelaskan story line perjalanan Muhammadiyah. Pada bagian pertama museum ini (di lantai 2) kita akan disambut oleh resepsionis yang ramah dan menyenangkan. Kemudian kita dipersilakan untuk duduk terlebih dahulu sembari menunggu pemandu untuk mengelilingi museum. Setelah semuanya siap, kita secara berkelompok akan dipersilakan masuk ke dalam museum dan dijelaskan secara detail tentang hal apa saja yang ada di dalamnya.
Di awal masuk ruangan museum, kita akan disambut dengan ucapan selamat datang di Museum Muhammadiyah yang berbentuk menyerupai buku. Kita juga akan disuguhkan kalimat sambutan selamat datang dari Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. Tepat di samping sambutan tersebut, terdapat foto-foto Ketua Umum Muhammadiyah mulai dari K.H. Ahmad Dahlan sampai dengan saat ini. Selain itu, di sebelahnya juga terdapat jejak sejarah Kongres hingga Muktamar Muhammadiyah dari masa ke masa. Masih di lantai yang sama, pengunjung juga dimanjakan dengan miniatur bola dunia yang dikelilingi oleh buku-buku, yang penataannya seperti di perpustakaan. Tempat ini menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto dan mengabadikan momen di museum.

Jika pada bagian pertama museum membahas tentang historiografi Muhammadiyah, maka pada lantai kedua berisi ruang tematik Muhammadiyah untuk bangsa. Di bagian kedua ini (terletak di lantai 3), pengunjung dapat merasakan bagaimana Muhammadiyah di masa lalu dan juga Muhammadiyah di masa mendatang. Pengunjung diajak berjalan-jalan di masa ketika K.H. Ahmad Dahlan mulai belajar di Makkah dan Timur Tengah, juga di masa ketika K.H. Ahmad Dahlan memiliki inisiasi untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah. Selain itu, juga terdapat bukti ketika K.H. Ahmad Dahlan memperbaiki arah kiblat Langgar Kidul yang sempat ditentang oleh masyarakat sekitar karena dianggap tidak berdasar. Padahal, saat itu K.H. Ahmad Dahlan sudah mempelajari ilmu falak seusai dari tanah suci.

Ketika kita naik ke bagian ketiga museum (di lantai 4), kita akan menjumpai sejarah singkat organisasi otonom Muhammadiyah beserta seragam kebesarannya. Pada bagian ini kita dimanjakan dengan pemandangan visual masing-masing organisasi otonom yang dibungkus dengan epic. Lantunan mars masing-masing ortom juga silih berganti diperdengarkan di bagian ini. Desir bangga dan haru seakan bercampur ketika mendengar lantunan mars tersebut. Selain itu, kita juga disuguhkan dengan bukti sejarah berdirinya organisasi otonom di masa itu.

Masih ada banyak hal lagi yang akan ditemui ketika kita berkunjung ke Museum Muhammadiyah. Selain bisa eksplor Kota Jogja, kita juga bisa belajar banyak tentang sejarah Muhammadiyah. Jadi, apakah Anda tertarik untuk mengunjungi Museum Muhammadiyah? (Penulis: Ulfa Rosyidah, S.S.)

banner_event3
Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Threads