Tahun ini, Indonesia genap berusia 80 tahun. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno dan Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945 menandai sejarah perjalanan sebagai bangsa dan negara merdeka.
Delapan dekade adalah perjalanan panjang penuh dinamika yang telah mengantarkan bangsa ini melewati berbagai fase sejarah—dari masa perjuangan bersenjata, pembangunan nasional, reformasi, hingga era globalisasi dan teknologi digital.
Kemerdekaan yang diraih bangsa ini adalah anugerah Allah Swt. sekaligus hasil perjuangan luar biasa para pahlawan yang mengorbankan jiwa, raga, dan harta demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kemerdekaan bukan hanya terbebas dari penjajahan fisik, tetapi juga kemerdekaan dalam berpikir, berkeyakinan, berkarya, dan berperan aktif demi kemajuan bangsa. Tugas kita hari ini adalah menjaga, merawat, dan mengisi kemerdekaan dengan amal saleh yang memberi manfaat luas bagi umat, bangsa, dan negara.
Peran Muhammadiyah dalam Perjuangan dan Pengisian Kemerdekaan
Sejak berdiri pada tahun 1912, Muhammadiyah telah terlibat aktif dalam perjuangan kebangsaan, terutama melalui jalur pendidikan, kesehatan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
Di Kabupaten Bojonegoro, jejak perjuangan Muhammadiyah terlihat dari berdirinya pelbagai amal usaha dalam bidang sekolah, madrasah, rumah sakit, dan amal usaha lainnya yang menjadi bagian penting dari pembangunan daerah untuk memajukan masyarakat.
Warisan kiprah dan semangat perjuangan ini senantiasa harus terus hidup di hati warga Muhammadiyah. Peringatan kemerdekaan setiap tahun hendaknya bukan hanya sekadar seremoni tahunan, tetapi momentum menggelorakan aksi nyata yang berdampak positif bagi masyarakat.
Menggerakkan Seluruh Unsur Persyarikatan
Kami selaku Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro mengajak seluruh unsur persyarikatan Muhammadiyah di Bojonegoro untuk mengambil peran dalam mengisi kemerdekaan sesuai kapasitas dan bidangnya masing-masing.
Unsur pelajar dan mahasiswa. Kami mengimbau Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) mampu tampil sebagai ujung tombak membentuk generasi pelajar yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai garda intelektual muda yang kritis dan berorientasi pada pencerahan umat.
Unsur kelahragaan dan kepanduan. Kami mengajak kepada seluruh elemen Tapak Suci Putera Muhammadiyah senantiasa bersemangat sebagai penjaga kesehatan jasmani dan pembina mental juang melalui seni bela diri. Tidak lupa untuk Hizbul Wathan berperan sebagai kader kepanduan yang membentuk disiplin, kemandirian, dan kepemimpinan generasi muda.
Unsur kepemudaan, kami mengajak Pemuda Muhammadiyah sebagai penggerak dakwah, pemberdayaan, dan inovasi di masyarakat, khusunya pemuda. Begitu pula, Nasyiatul Aisyiyah sebagai pembina perempuan muda yang siap menjadi pendidik keluarga dan agen perubahan.
Tidak lupa kami mengajak ibu-ibu ‘Aisyiyah untuk tegar dan kuat sebagai pilar perempuan Muhammadiyah. ‘Aisyiyah memiliki peranan penting mewujudkan ketahanan keluarga, penguat dakwah, pendidikan anak, dan dakwah komunitas bagi pemberdayaan kaum perempuan dan perlindungan anak.
Semua unsur, baik pelajar-mahasiswa, pemuda-pemudi, keolahragaan-kepanduan di dalam Persyarikatan Muhammadiyah adalah motor penggerak perubahan untuk menghadirkan kemajuan dan keadaban menuju masyarakat utama, adil, dan makmur.
Semua unsur ini memiliki peran strategis untuk memajukan umat, masyarakat daerah, bangsa dan negara. Jika seluruh komponen Muhammadiyah bergerak serentak, insyaallah Kabupaten Bojonegoro akan menjadi daerah yang berkemajuan.
Tantangan Bangsa dan Negara di Era Digitalisasi
Memasuki usia 80 tahun, tantangan yang dihadapi bangsa dan negara tidak lagi sama seperti masa perjuangan fisik dahulu. Saat ini kita menghadapi arus deras perkembangan teknologi, persaingan global, degradasi moral, serta tantangan ketahanan ekonomi dan pangan.
Muhammadiyah harus menjadi bagian dari solusi, bukan penonton. Literasi digital, penguatan ekonomi umat, peningkatan mutu pendidikan, dan pembinaan moral generasi muda adalah agenda besar yang tidak bisa ditunda. Semua ini harus menjadi prioritas gerakan Muhammadiyah di Bojonegoro.
Kami mengajak seluruh warga Muhammadiyah Bojonegoro untuk menjadikan HUT ke-80 RI sebagai momen memperkuat ukhuwah, mengokohkan komitmen kebangsaan, menjaga persatuan dan kesatuan, serta senantiasa berbuat dan bergerak dengan semangat fastabiqul khairat. Berlomba-lomba untuk meghadirkan kemajuan, keadilan, dan kemakmuran.
Dirgahayu Republik Indonesia. Indonesia Maju, Muhammadiyah Berkemajuan!
Oleh: Suwito
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro