اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ .
Bapak/ibu, hadirin yang di mulyakan Allah SWT
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah mempertemukan kita kembali dengan bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan. Shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, serta para pengikutnya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kehidupan di dunia ini sesungguhnya sangat singkat. Seorang bijak pernah berkata bahwa hidup ini sejatinya hanya terdiri dari dua hal: Menunggu waktu sholat atau menunggu waktu untuk disholatkan.
Seorang mukmin yang baik akan senantiasa menjadikan sholat sebagai poros kehidupannya. Sholat bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bukti keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
“Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya, dan jika sholatnya rusak, maka rusak pula seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi no. 413)
Hadits ini menunjukkan bahwa sholat adalah amalan utama yang menentukan keberhasilan seseorang di akhirat. Maka dari itu, orang yang memahami hakikat hidup akan senantiasa menunggu waktu sholat dengan hati yang rindu, bukan sebagai beban.
Bahkan, Rasulullah SAW menyebut bahwa orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid dan menunggu sholat berikutnya akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat. Beliau bersabda:
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan selain dari naungan-Nya, di antaranya adalah seseorang yang hatinya selalu terikat dengan masjid.” (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031)
Orang yang benar-benar sadar bahwa hidupnya hanya sementara akan menjadikan sholat sebagai prioritas utama dalam hidupnya.
Hadirin yang di rahmati Allah,
Selain menunggu waktu sholat, sejatinya kita semua sedang menunggu saat di mana kita akan disholatkan, yaitu saat kematian menjemput. Ini adalah kepastian yang tidak bisa kita hindari. Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.” (QS. Al-Ankabut: 57)
Saat seseorang meninggal dunia, maka tidak ada yang bisa ia lakukan lagi. Kesempatan untuk beramal telah berakhir. Rasulullah SAW bersabda:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim no. 1631)
Bayangkan, hari itu akan tiba. Kita akan dimandikan, dikafani, lalu disholatkan oleh orang-orang yang masih hidup. Sementara kita sendiri sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Apakah kita sudah siap untuk hari itu?
Hadirin yang dirahmati Allah,
selagi kita masih diberi kesempatan hidup, manfaatkanlah waktu dengan memperbanyak amal shalih, menjaga sholat, dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah kematian. Semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk orang-orang yang senantiasa menjaga sholat dan siap menghadapi kematian dengan husnul khatimah.
فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ . . . وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ.
Kontributor: Ust. Rondi, M.Pd
Naskah Lengkap bisa di download disini https://bit.ly/kultumramadan1446pdpmbojonegoro