Bulan kemarin sampai hari ini sebagian wilayah di daerah Bojonegoro masyarakat petaninya sedang mendapatkan berkah yang luar biasa dari tanaman yang bernama tembakau, kerja keras petani dalam merawat tembakau dan situasi cuaca yang mendukung menghasilkan tembakau yang berkualitas. Konon, tahun ini harga tembakau relative mahal dan stabil dalam jangka waktu musim panen, sudah menjadi sunnatullah sesuatu yang berkualitas akan di hargai dengan harga yang mahal.
Tahukah kita semua bahwa dibalik tembakau yang berkualitas dan harganya mahal itu ada sebuah usaha yang serius, sungguh-sungguh, penuh kesabaran, kecermatan dalam menyiapkan bibit tembakau atau dalam istilah petani disebut “DEDERAN”. Dari dederan inilah proses penanaman tembakau berawal, mulai dari menyiapkan lahan, menyiapkan benih/bibit, sarana- prasarana seperti pohon bambu yang di potong-potong dan daun padi yang akan digunakan sebagai pelindung dederan dari panas dan hujan, alat untuk menyiram tak lupa juga obat-obatan dan yang tidak kalah penting adalah ilmu tentang DEDERAN.
Begitupun sebuah keluarga atau lingkup yang lebih besar seperti organisasi jika ingin memiliki generasi penerus yang berkualitas maka tidak bisa tidak harus menjalankan sebuah pengkaderan seperti yang dilakukan petani tembakau diatas yaitu membuat DEDERAN atau jika di tarik dalam istilah manusia yaitu PENGKADERAN. Dalam sebuah organisasi melakukan proses pengkaderan adalah sebuah keniscayaan, ibarat tubuh manusia yang butuh oksigen dengan cara bernafas, jika manusia tidak bernafas maka kematian adalah akibat yang tidak dapat di elakkan, begitu pula hal nya sebuah organisasi jika tidak melukakan proses pengkaderan maka tinggal menunggu waktu saja akan tiba saatnya organisasi tersebut gulung tikar karena tidak adanya generasi yang mengurusnya.
Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi Islam modern yang mengedepankan ilmu pengetahuan dengan bimbingan Wahyu tentunya sadar betul bahwa pengkaderan adalah sesuatu yang tidak bisa dipandang remeh atau tidak penting dan lain sebagainya, sebaliknya Muhammadiyah harus memandang pengkaderan adalah sesuatu yang sangat penting sehingga proses pengkaderan di Muhammadiyah harus di lakukan dengan sungguh-sunguh, serius, terencana, terprogram, mempunyai tujuan yang jelas, memilih dan menggunakan metode yang terbaik, terstruktur, terukur, dan terdanai. Iya … terdanai, ibarat orang tua yang ingin memiliki anak yang pintar, cerdas maka harus berpendidikan tinggi, dalam menempuh pendidikan tinggi inilah orang tua harus berani berkorban, berinvestasi untuk membiayai pendidikan anaknya. Begitu juga organisasi harus bersedia mengalokasikan sebagian besar anggarannya untuk kepentingan pengkaderan/kaderisasi jika ingin memiliki generasi penerus yang bisa di andalkan.
Kader yang berkualitas tidak muncul dengan tiba-tiba, tidak tumbuh dengan sendirnya, tidak juga seperti sulapan yang dengan hanya mengucap bim salabim adakkadabrak lalu jadilah kader militan yang siap melanjutkan estafet kepemimpinan, menjadi nahkoda bahtera organisasi yang siap menantang badai, menjadi imam yang selalu menjadi panutan, tentu tidak demikian hal nya. Kader yang berkualitas harus disiapkan sedemikian rupa sebagaimana petani tembakau membuat DEDERAN yang dengan penuh semangat, sungguh-sungguh, serius, rela berkorban, baik waktu, tanaga, pikiran, mencurahkan perhatian yang tinggi, merawat dengan hati yang tulus, memberikan pupuk ketika sudah waktunya, membuat proteksi dari serangan penyakit, melakukan pengobatan jika terlanjur sakit, memberikan vitamin agar lebih kuat dan segar dan lain sebagainya demi sebuah impian dan cita-cita memiliki tembakau yang berkulitas dan berdaya jual yang mahal. Begitupun Muhammadiyah harus melakukan hal sama seperti petani tembakau jika ingin generasi penerusnya mempunyai kualitas yang tinggi sehingga mampu meneruskan perjuangan, meningkatkan dan mengembangkan persyarikatan Muhammadiyah sehingga organisasi ini tetap hidup, tetap eksis dalam memberikan kemannfaatan yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat, Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya.
Sebagai penutup tulisan ini kami cantumkan firman Allah Subhanahu wata’ala surat An- nisa’ ayat 9, dalam ayat tersebut Allah Subhanahuwata’ala mengingatkan agar kita takut kepada Allah sekiranya kita meninggalkan generasi penerus yang lemah di belakang kita, yang kita khawatir terhadap mereka jika tidak mampu mengurus dan meneruskan estafet kepemimpinan dalam perjuangan persyarikatan Muhammadiyah. Ayat ini patut menjadi perhatian dan renungan kita bersama, baik secara individu maupun secara organisasi bahwa menyiapkan generasi yang kuat dan berkualitas disamping sebuah keniscayaan juga merupakan perintah Tuhan.
Demikian tulisan singkat ini semoga bermanfaat. Semoga Allah subhanahuwata’ala senantiasa memberikan pertolongannya kepada kita, memberikan kekuatan dan kemudahan bagi kita semua dalam mempersiapkan generasi Islam yang berkemajuan, generasi persyarikatan yang militan serta genarasi bangsa yang ber iman dan bertaqwa hingga terwujudnya Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Aamiin yaa rabbal ‘alamin.
Oleh : Ikhwan Mahmudi, PMa
Peserta pelatihan Instruktur MPKSDI PDM Bojonegoro 2024
Wakil Sekretaris Tapak Suci Pimda 022 Bojonegoro