Setidak-tidaknya, berdasar pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita dapat memahami data sebagai keterangan yang nyata dan benar sebagai dasar kajian dan analisis sehingga diperoleh kesimpulan dalam bentuk informasi yang dibutuhkan untuk menjawab sebuah permasalahan.

Data menempati posisi fundamental: Bahan baku dari informasi. Kebenaran informasi amat terkait dengan kebenaran data. Keabsahan hasil analisis dan kajian ditentukan oleh keabsahan data yang digunakan. Kesahihan kesimpulan sebuah persoalan terkait erat dan langsung dengan kesahihan data yang digunakan. Maka, pertama-tama adalah data. Selanjutnya adalah penyampaian argumen, opini, dan informasi secara meyakinkan, mendalam, dan obyektif.

Memperolah data yang benar, absah, dan sahih merupakan perkara yang sakral. Pencarian data merupakan perjalanan mulia dan suci. Upaya memperoleh data adalah jalan ‘jihad’ dalam menegakkan kebenaran. Oleh karena itu, pemerolehan data harus diyakini sebagai langkah penting untuk mendapatkan kebenaran, sehingga tidak boleh ada rekayasa, tipu-daya, dan manipulasi. Seberapa sulit dan banyaknya rintangan yang dihadapi, data harus diupayakan dengan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya, dan semulia-mulianya.

Felix qui potuit rerum cognoscere causas. Kutipan kalimat dari Virgil, penyair Romawi Kuno, dapat diartikan secara sederhana sebagai berikut: “Beruntunglah ia yang memahami sebab dari segala sesuatu.” Setiap kejadian tentu memiliki latar peristiwa tertentu. Dalam setiap akibat, terbentang penyebab yang khusus. Dalam sebuah peristiwa, tentu akan berbeda setiap plot-nya. Setiap kejadian terletak pada aras kausalitas yang khusus, spesifik, dan berbeda. Maka mengetahui penyebab, faktor, dan dasar dari sebuah peristiwa adalah tabungan untuk melakukan prediksi dan antisipasi.

Pada titik inilah, data menjadi ’emas’ yang berlomba-lomba untuk ditambang. Memperoleh banyak data menjadi kekayaan yang dicari-cari. Mengupayakan data merupakan cara untuk menjadi tahu, paham, dan dapat memprediksi aneka kejadian. Memahami perisitwa dengan berbasis data adalah keistimewaan sekaligus keberuntungan yang tidak setiap orang bisa mendapatkannya. Menyusun dan menganalisis data sebagai dasar memahami peristiwa, tidak setiap orang menerimanya dengan bijak.

Kecanggihan kecerdasan buatan, mesin pembelajar, dan bermacam bentuk algoritma yang kini tengah menemukan momentumnya, sesungguhnya berbicara tentang data. Memperoleh data, menganalisisnya, dan menyajikan dalam bentuk tampilan-tampilan modern yang canggih sekaligus sederhana. Makin banyak data, banyak bentuk yang bisa disajikan. Data melimpah menjadi dasar dalam menghadirkan preferensi yang sesuai dengan kebutuhan.

Maka, sesungguhnya, berpayah-payah dengan data adalah langkah yang harus ditempuh, bukan dipilih. Keyakinan kepada kebenaran, dibuktikan dengan kesungguhan dalam amal perbuatan mendapatkan data. Perjuangan mendapatkan kejayaan, dimulai dengan bersungguh-sungguh memperlakukan data dengan baik. Abad besar dengan algoritma berbasis data telah lahir-berkembang, dan semoga tidak lahir manusia-manusia kerdil yang tidak menjadikan data sebagai sesuatu yang layak diperjuangkan dan dimenangkan.

Kontributor: Ahmad Syauqi Fuady

banner_event3
Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Threads